Wednesday, January 18, 2017

Keistimewaan Umar Bin Khatab Dibandingkan Dengan Sahabat Nabi Lainnya

Sosok Umar Bin Khattab Bin Nafiel Bin Abdul Uzza atau yang kerap disapa dengan Umar Bin Khatab merupakan sosok Sahabat Nabi yang memiliki pendirian yang kuat, berani dan tegas serta sangat disegani oleh orang-orang disekitarnya. Sebelum memeluk Agama Islam Umar merupakan orang yang sangat keras dalam menentang ajaran Islam. Ia kerap berlaku kasar pada setiap Muslim yang dijumpainya apalagi wanita. Ia bahkan memiliki rencana jahat untuk membunuh Baginda Nabi Muhammad, SAW. Namun sebegitu kerasnya ia dalam menentang ajaran Baginda Nabi sampai-sampai ia pernah berkata bahwa ia tak akan pernah mau memeluk ajaran Islam, kehendak Allah berkata lain. Ia tak mampu melawan hidayah yang datang dari Allah, SWT, dalam sekejap hatinya luluh dan terpanggil untuk mau mengikuti dan menjalankan ajaran Islam. Seketika itu juga, kekuatan kaum Muslimin sewaktu itu semakin kuat dengan kehadiran Umar Bin Khattab. 

Umar Bin Khattab adalah seorang khalifah yang sangat terkenal sehingga ia pada saat itu banyak dijadikan sebagai teladan atas kepemimpinannya. Kendati demikian, tidak sedikit pula orang-orang yang membenci khalifah Umar ini dikarenakan model kepemimpinannya yang dianggap telah mencuri hak-hak yang diberikan oleh Ali. Menurut mereka Ali Bin Abi Thalib lebih layak dan lebih pantas dibanding Umar untuk menjadi Khalifah pengganti Nabi. Berbagai kesalahan pun mereka cari dari sosok Umar untuk menjatuhkan dirinya sebagai seorang Khalfiah.




Pada saat kabar kematian Nabi Muhammad, SAW, 8 Juni 632 M (12 Rabiulawal 10 H) di Madinah sampai kepada umat Muslim secara keseluruhan, Umar dikabarkan sebagai salah seorang yang paling terguncang pada peristiwa itu. Ia menghambat kepada siapapun yang ingin memandikan atau menyiapkan jasadnya untuk pemakaman. Akibat syok yang ia terima, Umar bersikeras bahwa Muhammad tidaklah wafat kecuali sedang tak sadarkan diri dan akan kembali sadar sewaktu-waktu. 

Amirul Mukminin, Umar Bin Khatab adalah seorang yang sangat rendah hati dan sederhana, namun ketegasannya dalam persoalan agama adalah ciri khas yang melekat kental padanya. Ia suka menambal bajunya dengan kulit, dan terkadang membawa ember ke pundaknya, akan tetapi tak sama sekali menghilangkan ketinggian wibawanya. Kendaraannya adalah keledai tak berpelana, hingga membuat heran seorang Pastur Jerusalem melihatnya. Umar jarang tertawa dan bercanda, di cincinnya terdapat tulisan "Cukuplah kematian menjadi peringatan bagimu hai Umar". 

Selain seorang yang pemberani, Umar Bin Khattab juga dikenal sebagai orang yang cerdas. Dalam masalah ilmu yang diriwatkan oleh Al Hakim dan Thabrani dari Ibnu Mas'ud berkata "Seandainya ilmu Umar Bin Khattab diletakkan pada tepi timbangan yang satu dan ilmu seluruh penghuni bumi diletakkan pada tepi timbangan yang lain, niscaya ilmu Umar Bin Khattab lebih berat dibandingkan dengan ilmu mereka".

Umar banyak melakukan reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat kebijakan publik, termasuk membangun sistem administrasi untuk daerah yang baru ditaklukkan. Ia juga yang memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638 M, ia memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Ia juga memulai proses kodifikasi hukum Islam.

Dengan kecerdasannya, beliau menerapkan konsep-konsep baru, seperti menghimpun Al qur'an dalam bentuk Mushaf, menetapkan Tahun Hijriyah sebagai kalender umat Islam, membentuk kas negara (Baitul Maal), menyatukan orang-orang yang melakukan shalat sunnah Taraweh dengan satu imam, menciptakan lembaga peradilan, membentuk lembaga perkantoran, membangun balai pengobatan, membangun akomodasi, memanfaatkan kapal laut untuk perdagangan, menerapkan hukuman cambuk bagi peminum khamr (minuman keras) sebanyak 80 kali cambuk, mencetak mata uang dirham, audit bagi para pejabat serta pegawai dan masih banyak konsep-konsep pemerintahan lainnya. 

Dengan posisi kekhalifaannya tidak membuat Umar Bin Khattab menjadi congkak dan tinggi hati. Justru beliau merupakan pemimpin yang zuhud lagi wara'. Ia berusaha untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan rakyatnya. Dalam satu riwayat Qatadah berkata, "Pada suatu hari Umar Bin Khattab memakai jubah yang terbuat dari bulu domba yang sebagiannya dipenuhi dengan tambalan dari kulit, padahal waktu itu beliau adalah seorang khalifah, sambil memikul jagung ia lantas berjalan mendatangi pasar untuk menjamu orang-orang."  Abdullah, puteranya berkata, "Umar Bin Khattab berkata, seandainya ada anak kambing yang mati ditepian sungai Eufrat, maka Umar merasa takut diminta pertanggung jawaban oleh Allah, SWT." 

Umar Bin Khattab banyak memiliki Karomah yang berasal dari hidayah Allah, SWT. Berikut ini beberapa kisah karomah Umar Bin Khattab selama hidupnya :

Kisah 1

Sariyah bin Zanin Al-Khulaji mengisahkan bahwa ketika Umar bin Khattab R.A menjadi Amirul Mukminin, ia pernah mengutus pasukan islam dibawah kepemimpinannya. Pasuikan itu ditugaskan ke Nawahunda untuk menghadapi pasukan Persia.

Jumlah pasukan Persia jauh lebih besar sehingga hampir saja pasukan muslimin terkalahkan. Pada saat itu Umar bin Khattab R.A sedang berkhutbah di Masjid Nabi di Madinah. Ditengah khutbahnya beliau berteriak dengan lantang diatas mimbar “Hai Pasukan Muslimin, Naiklah keatas gunung”

Seruan itu diperdengarkan oleh Allah kepada pasukan Islam yang sedang bertempur menghadapi musuh. Mendengar seruan itu, maka pasukan muslimin segera naik keatas gunung seraya berkata “ Itu tadi suara Amirul Mukminin, Umar bin Khattab” Akhirnya, kaum muslimin pun dapat bertahan dan mendapatkan kemenangan”

Kisah ke-2

Imam Haramain meriwayatkan bahwa pernah terjadi masa Umar bin Khattab R.A Gempa bumi. Umar bin Khattab R.A bertakbir dan bertahmid sedangkan bumi masih saja bergetar. Setelah umar bertakbir dan bertahmid umar segera memukulkan cemetinya ketanah sambil berkata “ Hai bumi tenanglah kamu Atas Izin Allah”
Seketika itu, bumi pun berhenti bergetar dan kembali tenang 
 
Kisah ke-3
 
Diriwayatkan bahwa ketika Pasukan Islam yang dibawah kepemimpinan Amar bin Ash berhasil menaklukkan Negeri Mesir. Mereka mendapatkan sungai Nil telah kering. Rakyat Mesir memberitahukan bahwa Sungai Nil itu dapat berjalan setelah melemparkan seorang putri sebagai tumbal bagi dewa, seperti yang biasa mereka lakukan setiap musim kering.
Kemudian Amar bin Ash melaporkan kejadian tersebut kepada Khalifah Umar bin Khattab R.A dan meminta pendapatnya.  Lalu Umar menulis surat kepada Amr bin Ash yang isinya memerintahkan Amar untuk melemparkan surat khusus umar untuk sungai Nil.
Ketika Amar membuka surta tersebut didalamya hanya tertuli
“Dari Umar bin Khattab kepada Sungai Nil Mesir. Amma ba’du.
Jika kamu mengalir dengan kehendakmu, Janganlah kamu mengalir. Namun, jika Kamu mengalir dengan Kehendak Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa, Kami Memohon kepada Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa untuk mengalirkanmu ! “
Amar Lalu melempakan surat tersebut kedalam sungat Nil sesuai perintah Khalifah Umar bin Khattab R.A. Atas Izin Allah SWT, maka disaat malam hari tiba, Sungai Nil tersebut kembali mengalirkan air sehingga memberikan sumber hidup bagi seluruh penduduk Mesir, yang hampir saja mereka tinggalkan untuk mengungsi ketempat yang lain.   

Kisah ke-4
 
Diriwayatkan dari Imam Fakhrur Razi bahwa pernah seorang utusan Kaisar Romawi datang untuk menemui Khalifah Umar bin Khattab R.A. Utusan itu membayangkan pasti Umar bin Khattab R.A adalah tinggal di Istana megah yang dijaga ketat oleh para pengawal yang gagah perkasa. Karena beliau adalah pemimpin yang ditakuti oleh para musuhnya.
Ketika sanga Utusan tiba di Madinah, ia bertanya-tanya dimanakah Istana tempat tinggal Umar ??
Namun setiap Orang yang ditemuinya menjawab bahwa Umar tidak tinggal didalam istana. Tetapi tinggal disebuah rumah yang terbuat dari bahan bangunan yang sederhana. Ini membuat utusan menjadi tambah bingung ?? Mana mungkin Pemimpin yang paling ditakuti oleh Musuh-musuhnya tinggal dirumah yang sederhana. Apalagi wilayah kekuasaanya pun sangat luas.
Utusan itu menuju padang pasir karena masyarakat memberitahukan bahwa Umar biasa berada disana. Sesampai disana, ia mendapati Umar bin Khattab sedang tertidur pulas diatas padang pasir tanpa dikawal oleh seorang pun.
Utusan tersebut sangat heran melihat keadaan tersebut, ia sangat takjub melihat keadaan Umar. Seorang pemimpin yang begitu ditakuti namun tampak begitu sederhana.
Namun melihat tidak ada seorang pun yang menjaganya, hatinya bergerak untuk membunuh Umar dengan pedangnya sendiri. Dan berfikir dia akan mendapatkan penghargaan besar dari Kaisar Romawi.
Ketika hendak membunuhnya, tiba-tiba muncul dua ekor singa besar datang menuju kearahnya. Kontan saja ia pun lari terbirit-terbirit dan membuang pedangnya.
Umar pun terbangun karena mendengar suara utusan tersebut, dan beliau mendapati utusan tersebut dalam keadaan ketakutan yang sangat. Umar pun menanyakan apa yang terjadi. Utusan tersebut menceritakan semua kejadian yang ia alami. Dengan sebab itu sang utusan menyatakan diri untuk masuk Islam dihadapan sang Umar.  
 
 
 
 

      

0 comments:

Post a Comment