Bisnis ditutup, ibu dan anak terjebak dalam kemiskinan, pabrik-pabrik
karatan yang tersebar seperti batu nisan di seluruh negeri, generasi
muda yang tak cukup mendapat pendidikan, geng dan sindikat narkoba yang
merampas nyawa serta merampok negara-- bukan harapan yang menjadi fokus
dalam pidato pertama Donald Trump sebagai presiden ke-45 AS.
Pidatonya yang berdurasi 16 menit memaparkan hal-hal suram, yang
menurut Trump, terjadi sebelum kepemimpinannya. Meski, sama sekali tak
ada data yang dikutip untuk mendukung ucapannya itu.
"Pembunuhan besar-besaran warga AS ini harus berhenti di sini, saat
ini," kata Trump, di bawah guyuran hujan ringan di halaman Gedung
Capitol.
Seterusnya Trump berkata bahwa selama beberapa dekade, AS telah
mengorbankan dirinya sendiri untuk memperkaya industri asing, mensubsidi
militer negara lain, mempertahankan perbatasan teritorial asing, dan
menghabiskan triliunan dolar di luar negeri, sementara infrastruktur di
Amerika dibiarkan bobrok.
"Kita membuat negara lain kaya, sementara kesejahteraan, kekuatan,
dan kepercayaan diri negara kita menghilang di batas cakrawala,"
ujarnya.
Donald Trump menambahkan, satu persatu pabrik meninggalkan wilayah AS
tanpa mempertimbangkan jutaan rakyat Amerika yang kehilangan pekerjaan.
Sementara, kesejahteraan kelas menengah terenggut dari rumah mereka
sendiri karena didistribusikan ke seluruh dunia.
"Tapi itu adalah masa lalu. Kini kita menatap masa depan," kata Trump, menawarkan visi baru: America First.
Itu berarti kepentingan Amerika akan menjadi yang utama dalam
pengambilan kebijakan apa pun, misalnya dalam bidang ekonomi,
pertahanan, juga hubungan internasional.
"Ketika Amerika bersatu, Amerika sungguh tak akan terbendung," kata Trump.
Isi pidato Donald Trump menjadi sorotan. Sejumlah media mengaku
menemukan sejumlah hal yang dianggap aneh dalam sambutan presiden ke-45
Amerika Serikat itu. Ini di antaranya, seperti Liputan6.com kutip dari sejumlah sumber:
1. Mudur ke Masa Lalu
Pidato Donald Trump dalam pelantikannya tak seperti para presiden
lain dalam sejarah AS. Pidato presiden biasanya menyeimbangkan bahasan
soal warisan bangsa dan janji akan sebuah awal yang baik.
Seperti dikutip dari Time, apa yang disampaikan Trump adalah
fenomena baru, setidaknya dalam lebih dari satu abad sejarah AS. Media
terkemuka tersebut bahkan menganggap pidato Donald Trump "menyesatkan".
Bicara di depan sejumlah mantan presiden: Barack Obama, George W
Bush, Bill Clinton, dan Jimmy Carter, Trump juga dianggap mengecilkan
arti bahkan mengalienasi kepemimpinan para pendahulunya.
Trump mengumumkan titik balik dalam kebijakan ekonominya, yang selama 70 tahun menegaskan posisi Amerika Serikat di dunia.
![]() |
Seperti ini ekspresi Michelle Obama saat Donald Trump ada di dekatnya (Reuters) |
Ia menganggap kekuatan Amerika adalah fatamorgana. Bahwa apa yang
terjadi di luar negeri adalah gangguan terhadap hal-hal penting di dalam
negeri.
Menurut Trump, Amerika Serikat harus curiga dan tak boleh bangga atas
keberhasilan sekutu dan mitra dagangnya. Dalam dunianya, hanya ada
menang atau kalah.
Visi Trump, yakni America First: Amerika yang pertama dan
utama, menurut Time, adalah pengulangan sikap generasi pemimpin AS
sebelumnya. Time berpendapat ini sikap yang pada 1940 and 1941
memutuskan bantuan untuk Inggris yang sedang susah payah berjuang
melawan Hitler.
Partai Republik dan Demokrat kala itu,sama-sama berbagi keyakinan
bahwa America First adalah slogan yang mencegah bencana di dalam negeri,
meski konsekuensinya menyerahkan kekuasaan dunia untuk para tiran.
Setelah Perang Dunia II, AS berubah, dengan menambil peran sebagai
pengawal demokrasi. AS menjaga sekutunya dan dan menyebarkan kemakmuran.
"Presiden bukan hanya seorang pemegang kekuasaan eksekutif di level
nasional, tetapi sebagai "pemimpin dunia bebas," demikian dimuat Time.
2. Mirip Tokoh Antagonis Batman
The Washington Post menyoroti pilihan kata dalam pidato trump yang mirip Bane, tokoh jahat dalam film Batman terakhir, The Dark Knight Rises.
Terutama soal cara untuk menghentikan dunia yang dikendalikan kaum
elite. Yakni, dengan cara mengembalikan kekuasaan pada rakyat.
Di lain pihak, sejumlah politikus Demokrat menilai pidato Trump "suram" dan justru "memecah belah".
"Amerika membutuhkan presiden yang menyatukan kita. Itu adalah pidato
kampanye yang suram. Tak ada upaya untuk menyatukan kita semua," kicau
Jim McGover.
"Potret suram Presiden Amerika Trump, kejahatan meningkat dan (AS)
yang (dianggap) lemah, membuat saya merindukan Obama. Merindukan
optimismenya dan harapan. Padahal baru satu jam," kicau Schiff
Sementara, kontributor The New Yorker, Benjamin Wallace-Wells, menyoroti kesenjangan Donald Trump dengan isi pidatonya.
"Dalam imajinasinya tak ada ada sejarah penaklukkan sosial, hanya
residu ketegangan; tidak ada memori kemiskinan, hanya frustrasi
saat kekayaan belum dicapai; tidak ada ingatan dari rasa takut dan
kesepian saat hidup di negara yang mengalami kekerasan atau represi,
hanya tekanan para migran dan pengungsi terhadap perbatasan kita," kata
dia.
3. Fakta Vs Retorika
Ada banyak hal yang tidak dikatakan Donald Trump dalam pidato perdananya sebagai Presiden AS.
Ia tak berusaha merekatkan kembali bangsa yang terpecah belah saat
kampanye Pilpres 2016. Trump juga tak mengakui keberagaman di AS,
setidaknya soal usia, geografi, dan ras.
Tak ada yang dikatakannya soal perempuan, kaum minoritas. Tak ada
topik soal hak asasi manusia, bantuan internasional, atau keamanan
global.
Ia tak seperti presiden pendahuunya yang menghibur pihak yang kalah
serta merangkul mereka dan membuka diri terhadap bangsa-bangsa lain di
di dunia. "Yang diungkap Trump hanya soal kemenangannya," demikian
ditulis Mirror.
Media Inggris tersebut menyebut Trump mungkin tak sadar ia tidak bisa
memberantas korupsi, mengembalikan lapangan kerja di kawasan industri
lawas rust belt, atau mengatasi ketidakadilan hanya dalam waktu semalam.
"Trump akan kecewa karena kepresidenannya dibangun dengan pondasi fiksi belaka," kata Mirror.
"Ia mendeklarasikan perang pada elite Washington, tatanan dunia, dan
stabilitas international karena itu terdengar menarik bagi para
suporternya."
Miliarder itu seakan berjanji mengeringkan rawa, sementara ia adalah penghuninya yang paling basah.
"Pria yang menolak merilis laporan pajak atau melakukan divestasi
atas kepentingan bisnisnya, tak punya malu dengan menuduh Washington
mencuri kekayaan negara," tulis Mirror.
"Orang yang menyebar peringatan ke negara lain dibantu (naik ke
tampuk kekuasaan) dengan upaya belum pernah terjadi sebelumnya, oleh
Rusia, untuk mengintervensi pemilihan presiden."
Trump yang melancarkan tudingan pada China sebagai perusak ekonomi AS juga ternyata membangun kasino dan penthouse-nya dengan baja yang diimpor dari Tiongkok.
4. Pidato Presiden Rasa Kampanye
Pidato Donald Trump mengundang tanda tanya. Ia yang bicara sebagai
presiden ke-45 AS dianggap seakan sedang beretorika. Mirip yang
dilakukannya pada masa kampanye.
"Tak ada transisi dari Trump pada masa kampanye ke Trump sebagai presiden," demikian ditulis media The Australian. "Donald Trump tetap menjadi Donald Trump.
Sumber Berita : http://global.liputan6.com
0 comments:
Post a Comment